peluang
DEFINISI
Dua kejadian A dan B dikatakan bebas jika dan hanya jika
P(AÇB) = P(A). P(B)
Contoh:
Dalam tas I terdapat 4 bola putih dan 2 bola hitam. Dalam tas II terdapat 3 bola putih dan 5 bola hitam.
Sebuah bola diambil dari masing-masing tas.
a) Keduanya berwarna putih
b) Keduanya berwama hitam
Jawab:
Misal
A = bola putih dari tas I
B = bola putih dari tas II
P(A) = 4/6
P(B) = 3/8
_ _
P(A) = 2/6 P(B) = 5/8

a. P(AÇB) = P (A) . P (B) = 4/6 . 3/8 = 1/4
_ _ _ _
b. P((A) Ç P(B)) = P(A). P(B) = 2/6 . 5/8 = 5/24

DEFINISI
Jika A dan B dua kejadian yang saling asing maka berlaku :
P (AUB) = P(A) + P(B)
Contoh:
Pada pelemparan sebuah dada merah (m) dan sebuah dadu putih (p).
Maka: S={(1,1), (1,2), .....,(1,6), (2,1),(2,2),.....(6,6)}
n(S) - (6)2 = 36
A : Kejadian muncul m + p = 6 ® {(1,5) (2,4) (3,3) (4,2) (5,1)}
n(A) = 5
B : Kejadian muncul m + p = 10 ® {(4,6), (5,5), (6,4)}
n(B) = 3
P(A) = 5/36 P(B) = 3/36
AUB :Kejadian muncul m + p = 6 atau m + p = 10 ®
{ (1,5) (2,4) (3,3) (4,2) (4,6) (5,1) (5,5) (6,4) }
n(AUB) = 8
P(AUB) = 8/36 = P(A) + P(B)
A dan B kejadian yang saling asing.

DEFINISI
Jika A dan B dua kejadian yang tidak saling asing maka berlaku
P(AUB) = P(A) + P(B) - P(AÇB)
Contoh:
Dalam pelemparan sebuah dada S : { 1, 2, 3, 4, 5, 6}
A : Kejadian muncul sisi dengan banyaknya mata dadu bilangan ganjil = { 1, 3, 5 } ® n(A) = 3/6
B : Kejadian muncul sisi dengan banyaknya mata dadu bilangan prima = {2, 3, 5} ® n(B) = 3/6
P(AUB) = 4/6 = P(A) + P(B)
A dan B kejadian yang tidak saling asing.

Distribusi Frekuensi
Dalam suatu penelitian biasanya dilakukan suatu kegiatan pengumpulan data. Data-data ini digunakan untuk mendukung penelitian, dimana hasil dari penelitian ini bergantung dari banyak dan ketepatan data-data yang berhasil dikumpulkan. Untuk memudahkan penggunaan data-data itu dalam penelitian, data-data itu dapat diringkaskan atau disusun.

TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA adalah ilmu yang mempelajari perubahan kalor menjadi kerja dan segala hubungannya dengan sifat-sifat sistem yang ditinjau.
Kalor dan diubah dalam berbagai macam kerja seperti :

1. Kerja mekanis
2. kerja Elektrik dll

beberapa contoh yang menggunakan prinsip termodinamika : motor bakar, pemanas tenaga surya, pemanas/pendingin udara dll

ENERGI
Kemampuan melakukan kerja atau perubahan, tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, hanya dapat dirubah bentuknya. Pembagian Energi

1. Energi Tersimpan

- Energi kinetic
- Energi Potensial
- Energi Dalam
- Energi Kimia

1. Energi dalam perubahan

- Panas
- Kerja

SISTEM
Istilah sistem dalam hal ini dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa substansi yang berada dalam suatu batas yang ditentukan.
Sistem dapat berupa kumpulan zat seperti air dalam botol,gas dalam tabung.Atau system juga dapat didefinisikan sebagai daerah dalam ruang,semisal ruangan dalam tabung dengan segala isi yang terdapat didalamnya.
Sistem tertutup : tidak ada perpindahan massa missal Gas dalam tangki
Sistem terbuka : ada perpindahan massa missal Boiler
Boundari (batas system) : – Fixed (tetap) missal lapisan tangki yang berisi gas
– Elastic (mengalami perubahan) Misal Silinder + piston


LINGKUNGAN
Adalah segala hal yang berada diluar batas system yang telah ditentukan yang dapat atau mungkin mempengaruhi sitem

Contoh :
Peristiwa perubahan air menjadi uap (penguapan) pada saat mendidihkan air
Sitemnya adalah : air yang akan berubah wujud menjadi uap
Batas system : nilai batas suhu penguapan,berapa volume air yang akan menguap
Lingkungan : suhu udara disekitar proses penguapan

LINTASAN PERUBAHAN KEADAAN
Sederetan perubahan pada system jika dibandingkan antara keadaan awal dan keadaan akir

KESEIMBANGAN
Suatu system bisa dikatakan dalam keadaan seimbang apabila antara system dan lingkungan dalam keadan stabil,tidak terjadi perubahan lebih lanjut.
Permisalan : Segelas air es apabila dicampur dengan segelas air mendidih, maka masing-masing air akan mengalami perubahan suhu.Es akan mencair ( naik suhunya),sebaliknya air mendidih akan menjadi lebih dingin (suhunya turun).sampai akirnya tercipta suhu bersama.Suhu inilah titik keseimbangan.
Perubahan lebih lanjut terjadi karena ada penyebab dari luar yang memaksa.

KEADAAN /STATE
Adalah kondisi system yang dapat dinyatakan oleh sifat-sifatnya

PROSES
Adalah cara bagaimana lintasan peristiwa terjadi pada system.proses hanya digambarkan dengan sifat-sifat system atau hubungan fungsi antara sifat-sifat tersbut.
Sifat system hanya tergantung dari keadaan system dan tidak tergantung bagaimanakeadaan tersebut dicapai

SIFAT / PROPERTI
Sifat adalah karakteristik yang dapat diukur langsung atau tidak langsung ketika system dalam keseimbangan atau dekat dengan keseimbangan
Misal : Volume, berat, suhu, kekentalan dll
Sifat dapat dibedakan dalam dua jenis

1. sifat intensif : sifat zat/materi yang tidak tergantung pada jumlah massanya dalam batas system

Contoh : Berat jenis, volume jenis, kalor jenis,tekanan

1. sifat ekstensif : sifat materi yang berhubungan langsung / berbanding lurus dengan massa system.

Contoh : Volume, berat
System termodinamika dapat berada dalam
Satu Fase : Cair saja, padat saja, gas saja.
Dua Fase : Air + uap air , udara + debu
Tiga fase : Air + uap air + es
Contoh diatas menunjukan bahwa system termodinamis bisa berada pada lebih dari satu komponen.


Sistem termodinamika juga dapat dikategorikan dalam 2 jenis
1. System homogen : komponen dan fasenya merata pada seluruh volumenya.misal : kopi manis, walau terdiri dari tiga macam material yaitu kopi,air dan gula namun bila diaduk merata diseluruh volumenya maka bisa dikatakan homogen
2.System heterogen : tidak homogen.contoh minyak goreng mengendap,walau satu jenis material namun fasenya tidak merata disetiap volumenya maka dikatakan system heterogen
Komposisi : jumlah relative (perbandingan) zat-zat yang ada dalam system
Zat murni : system yang terdiri dari satu macam zat yang homogen fasenya dan stabil secara kimia

HUKUM TERMODINAMIKA
Hukum Pertama : Kekekalan energi
Energi adalah lestari,tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
Hukum Kedua : Konsep entropi.Dengan konsep entropi kemungkinan atau kemustahilan suatu proses dapat ditentukan.Proses yang menghasilkan entropi dimungkinkan dapat berlangsung, sebaliknya proses yang menghilangkan entropi mustahil terjadi

BEBERAPA BESARAN PENTING DALAM TERMODINAMIKA

TEKANAN ( P )

Tekanan termasuk sebagai sifat intensif.Tidak dapat dibagi-bagi atau dilipatkan
Tekanan = Gaya per satuan luas

F = Gaya
A = Luas
Satuan tekanan inggris= Psi
1 Atm = 1 kg / cm2 = 0.98 bar mendekati 1 bar
1 in.hg = 0.4912 psi
Satuan international (SI) = Pascal (pa)
1 pascal = 1 N/cm2
1 bar = 100000 Pa = 10 N/m2 = 1 Atm.
Cara menyatakan Tekanan Dari alat pengukur tekanan
P = P - P


Besaran lain yang sejenis dengan tekanan adalah Tegangan
Tegangan ( τ ) : dalam system mekanis
GGL : δW = -εdθ : dalam system listrik
Kuat medan : δW = -K.dJ : dalam satuan magnetic

VOLUME ( V )
Volume termasuk sifat ekstensiv, bisa dibagi ataupun dilipatkan

BERAT ( W )
Berat termasuk sifat ekstensif

W = M. g
M : massa
G : gravitasi = 32,16 ft/sec2 = 9,81 m/s2

KERJA (W)
Kerja adalah energi yang dikeluarkan untuk memindahkan partikel dalam jarak tertentu.kerja yang dihasilkan oleh gaya sebanding dengan pertambahan energi kinetic partikel tersebut.
Energi kinetic adalah energi tersimpan dalam partikel yang mengalami perubahan kecepatan.
Kerja luar : kerja yang dilakukan oleh system kepada lingkungan
Kerja mekanik seperti penarikan / penekanan kawat
dW = – F.dL. tanda (-) untuk gaya tarik, kawat akan mengalami perlawan karena gaya tarik.
W = F. dX.cosθ F: Gaya dX : jarak perpindahan θ : sudut antara F dan X
Ek : energi Kinetik M : Massa V : Kecepatan

W = F. dX =
Tekanan (P) = F/A F=P.A A : luas penampang
W = P.A.dX, sedangkan A.dx = dV ( perubahan volume )
Maka kerja bisa dituliskan dalam formula W = P.dV. rumus ini berlaku untuk kondisi system tertutup (massa tetap).Misal; proses pada system piston motor bakar.
dV > 0 → kerja expansi (volume membesar)
dV < 0 → kerja kompresi (volume mengecil)

SUHU
Macam-macam pengukur suhu
Thermometer air raksa (pemuaian Hg)
Termometer gas (hubungan antara P tekanan, Volume, dan suhu )
Thermometer Hambatan (hubungan tahanan (R) logam
Termokopel (hubungan antara kalor dengan GGL)


KALOR (Q)
Adalah energy yang berpindah apabila beberapa benda beda suhu dikontakan.kalor tidak tersimpan dalam benda.
Dalam termodinamika perlu dipelajari

1. perubahan apa yang terjadi pada sifat benda bila ia melepas / menerima kalor
2. apakah ada batas terendah / tertinggi suhu suatu benda

ketentuan :
kalor yang dikeluarkan oleh system yang ditinjau : bernilai minus ( – )
kalor yang diisap oleh system : bernilai plus ( + )
Satuan kalor ;
BTU (Inggris) : banyaknya kalor untuk menaikan suhu air dengan massa 1 lb senilai 1 Fahrenheit pada suhu 68 F,tekanan atkosfer standart
Calorie : banyaknya kalor untuk menaikkan suhu air 1 gram senilai 1 celcius pada suhu 15 C,tekanan atmosfer standart
1 Joule = 1 N.m = 1 watt.dt = 1 kgm2/dt2
1 KWH = 3,6 megajoule
1 e.v (electron Volt ) = 1,60219. (10)pangkat-19 Joule
1 kilo calorie = 4,2 kilo joule
1 Btu = 252 kalori = 1055 joule
Besarnya kalor yang dipindahkan tergantung lintasan perubahan lintasan
Adiabatik : apabila dalam proses, antara system dan lingkungan tidak terjadi perpindahan kalor
Panas jenis : jumlah kalor yang diperlukan untuk mengadakan perubahan kalor persatuan berat ( C ) = dq / m
Untuk air panas jenis = 1 btu / lb Fahreinhet
Panas laten : kalor yang diperlukan untuk merubah struktur fisik zat pada suhu konstan
Contoh : panas penguapan, panas pencairan dll

DAYA ( POWER P)

Daya adalah laju perpindahan energi.Atau kata lain banyaknya pemakaian energi dalam suatu proses dari kondisi awal sampai akir.


ENERGI DALAM ( U )

E = EK + EP + U
E : Energi total system
EK : Energi kinetic
EP : Energi potensial
U : Energi Dalam

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah belajar bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekakalan Energi Kinetik. Nah, bagaimana dengan tumbukan lenting sebagian ?
Pada tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena ada perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan energi kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan energi kinetik. Pengurangan energi kinetik terjadi ketika sebagian energi kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi panas, energi bunyi dan energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di mana total energi kinetik akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng, tabrakan antara dua kendaraan, bola yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke udara, dll.
Sebaliknya, energi kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini terjadi ketika energi potensial (misalnya energi kimia atau nuklir) dilepaskan. Contoh untuk kasus ini adalah peristiwa ledakan.
Suatu tumbukan lenting sebagian biasanya memiliki koofisien elastisitas (e) berkisar antara 0 sampai 1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
[tumbukan-10]
< ![endif]-->
Bagaimana dengan Hukum Kekekalan Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan.

TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI
Bagaimana dengan tumbukan tidak lenting sama sekali ? suatu tumbukan dikatakan Tumbukan Tidak Lenting sama sekali apabila dua benda yang bertumbukan bersatu alias saling menempel setelah tumbukan. Salah satu contoh populer dari tumbukan tidak lenting sama sekali adalah pendulum balistik. Pendulum balistik merupakan sebuah alat yang sering digunakan untuk mengukur laju proyektil, seperti peluru. Sebuah balok besar yang terbuat dari kayu atau bahan lainnya digantung seperti pendulum. Setelah itu, sebutir peluru ditembakkan pada balok tersebut dan biasanya peluru tertanam dalam balok. Sebagai akibat dari tumbukan tersebut, peluru dan balok bersama-sama terayun ke atas sampai ketinggian tertentu (ketinggian maksimum). Lihat gambar di bawah…
[tumbukan-11]
< ![endif]-->
Apakah pada Tumbukan Tidak Lenting Sama sekali berlaku hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik ?
Perhatikan gambar di atas. Hukum kekekalan momentum hanya berlaku pada waktu yang sangat singkat ketika peluru dan balok bertumbukan, karena pada saat itu belum ada gaya luar yang bekerja. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 + m2(0) = (m1 + m2) v’
m1v1 = (m1 + m2) v’ < ![endif]-->—- < ![endif]-->persamaan 1
Apakah setelah balok mulai bergerak masih berlaku hukum Kekekalan Momentum ? Tidak…. Mengapa tidak ? ketika balok (dan peluru yang tertanam di dalamnya) mulai bergerak, akan ada gaya luar yang bekerja pada balok dan peluru, yakni gaya gravitasi. Gaya gravitasi cenderung menarik balok kembali ke posisi setimbang. Karena ada gaya luar total yang bekerja, maka hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku setelah balok bergerak.
Lalu bagaimana kita menganalisis gerakan balok dan peluru setelah tumbukan ?
Nah, masih ingatkah dirimu pada Hukum Kekekalan Energi Mekanik ? kita dapat menganalisis gerakan balok dan peluru setelah tumbukan menggunakan hukum Kekekalan Energi Mekanik. Ketika balok mulai bergerak setelah tumbukan, sedikit demi sedikit energi kinetik berubah menjadi energi potensial gravitasi. Ketika balok dan peluru mencapai ketinggian maksimum (h), seluruh Energi Kinetik berubah menjadi Energi Potensial gravitasi. Dengan kata lain, pada ketinggian maksimum (h), Energi Potensial gravitasi bernilai maksimum, sedangkan EK = 0.
Kita turunkan persamaannya ya ;)
Catatan :
Ketika balok dan peluru tepat mulai bergerak dengan kecepatan v’, h1 = 0. Pada saat balok dan peluru berada pada ketinggian maksimum, h2 = h dan v2 = 0.
Persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk kasus tumbukan tidak lenting sama sekali.
EM1 = EM2
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
0 + EK1 = EP2 + 0
½ (m1 + m2)v’2 = (m1 + m2) g h < ![endif]-->< ![endif]-->— persamaan 2

Jangan dihal ya… dipahami saja

Tumbukan
Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan, permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan…
Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.
JENIS-JENIS TUMBUKAN

Perlu anda ketahui bahwa biasanya dua benda yang bertumbukan bergerak mendekat satu dengan yang lain dan setelah bertumbukan keduanya bergerak saling menjauhi. Ketika benda bergerak, maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda tersebut mempunyai kecepatan (dan massa), maka benda itu pasti memiliki momentum (p = mv) dan juga Energi Kinetik (EK = ½ mv2).
Nah, pada kesempatan ini kita akan mempelajari jenis-jenis tumbukan antara dua benda dan mencoba melihat hubungannya dengan Kekekalan Momentum dan Kekekalan Energi Kinetik. Napa yang ditinjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik-nya ? bukannya Cuma momentum dan energi kinetik ? yupz… maksudnya begini, ketika benda bergerak saling mendekati sebelum tumbukan, kedua benda itu memiliki Momentum dan Energi Kinetik. Yang menjadi persoalan, bagaimana dengan Momentum dan Energi Kinetik kedua benda tersebut setelah bertumbukan ? apakah momentum dan energi kinetik kedua benda ketika sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik benda setelah tumbukan ? agar dirimu semakin memahaminya, mari kita bahas jenis-jenis tumbukan satu persatu dan meninjau kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik pada kedua benda yang bertumbukan.

Secara umum terdapat beberapa jenis tumbukan, antara lain Tumbukan lenting sempurna, Tumbukan lenting sebagian dan Tumbukan tidak lenting sama sekali.

TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama, baik sebelum maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting sempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang hilang. Untuk memahami konsep ini, coba jawab pertanyaan gurumuda berikut ini. Ketika dua bola billiard atau dua kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar bunyi yang diakibatkan oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda motor bertabrakan, apakah ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas yang muncul akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi. Jadi ketika dua benda bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka ada energi yang hilang selama proses tumbukan tersebut. Sebagian Energi Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi. Dengan kata lain, total energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan total energi kinetik setelah tumbukan.
Nah, benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas atau bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Apakah tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari ? Tidak…. Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan bunyi yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti bola billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak kekal tapi energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan lenting sempurna ? contoh jenis tumbukan ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang karena terjadi pada tingkat atom, yakni tumbukan antara atom-atom dan molekul-molekul. Istirahat dulu ah…
Sekarang mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk memudahkan pemahaman dirimu, perhatikan gambar di bawah.
< ![endif]-->
[tumbukan-1]
Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
< ![endif]-->
[tumbukan-2]
Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1 = kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
[tumbukan-3]
< ![endif]-->
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu hal yang menarik, bahwa apabila hanya diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatan setelah tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua persamaan di atas. Persamaan apakah itu ? nah, mari kita turunkan persamaan tersebut… dipahami perlahan-lahan ya
Sekarang kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Momentum :
[tumbukan-4]
< ![endif]-->
Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :
< ![endif]-->
[tumbukan-5]
[tumbukan-6]
< ![endif]-->
Kita tulis kembali persamaan ini menjadi :
[tumbukan-7]
< ![endif]-->
Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna, selain persamaan Kekekalan Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah, berapapun massa benda tersebut.
Koofisien elastisitas Tumbukan Lenting Sempurna
Wah, istilah baru lagi ne… apaan sie koofisien elastisitas ? sebelum gurumuda menjelaskan apa itu koofisien elastisitas, mari kita obok2 lagi rumus fisika. Kali ini giliran persamaan 3…
Kita tulis lagi persamaan 3 :
[tumbukan-8]
< ![endif]-->
Perbandingan negatif antara selisih kecepatan benda setelah tumbukan dengan selisih kecepatan benda sebelum tumbukan disebut sebagai koofisien elatisitas alias faktor kepegasan (dalam buku Karangan Bapak Marthen Kanginan disebut koofisien restitusi). Untuk Tumbukan Lenting Sempurna, besar koofisien elastisitas = 1. ini menunjukkan bahwa total kecepatan benda setelah tumbukan = total kecepatan benda sebelum tumbukan. Lambang koofisien elastisitas adalah e. Secara umum, nilai koofisien elastisitas dinyatakan dengan persamaan :
[tumbukan-9]
< ![endif]-->
e = koofisien elastisitas = koofisien restitusi, faktor kepegasan, angka kekenyalan, faktor keelastisitasan

sistem pencernaan pada hewan
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata.
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Pengertian sistem ekskresi
Di dalam tubuh kita berlangsung berbagai proses metabolisme, misalnya respirasi dan perombakan zat-zat. Selain itu, metabolisme juga menghasilkan zat-zat yang menjadi racun bagi tubuh kita bila tidak dikeluarkan. Untuk itu, tubuh kita memiliki sistem ekskresi yang berguna mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme.

Macam-macam alat ekskresi

* Ginjal
* Kulit
* Paru-paru
* Hati

GINJAL
I.Pengertian Ginjal
Ginjal adalah sistem ekskresi utama pada manusia. Ginjal atau ren manusia berbentuk seperti kacang merah yang berwarna keunguan dan berjumlah dua buah. Berat kedua ginjal orang dewasa antara 120-150 gram. Letak ginjal kanan lebih rendah dibanding dengan ginjal kiri karena untuk memberi ruang bagi hati.

II.Struktur ginjal
Renal Capsule
Renal Cortex
Renal Medulla
Renal Column
Renal Pyramid
Renal Phophilis
Renal Silinus
Nephron
Papilary Duct
Mirror Cahya
Majer Cahya
Renal Artery
Renal Pelvis
Renal Vena
Ureter
Urinary Outer

III.Fungsi Ginjal

* Sebagai sistem ekskresi yang utama.
* Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
* Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan.
* Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
* Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
* Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.

MATERI SISTEM GERAK
Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.
Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)

Fungsi kerangka:
1. Untuk menggerakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.
2. Melindungi alat-alat tubuh yang penting dan lemah, misalnya otak, jantung, dll.
3. Tempat melekatnya otot-otot
4. Tempat pembentukan sel darh merah dan sel darah putih
5. Alat gerak pasif

a. Tulang Rawan :
• Tulang rawan hanya mengandung sedikit zat kapur sehingga lunak.
• Tulang rawan terdapat pada bayi, dan bagian-bagian tertentu pada kerangka dewasa.

b. Tulang Keras :
Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunanya terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriknya diperkuat dengan zat kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak(padat) dan tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang.
• Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam yaitu sumsum kering dan sumsum merah.
• Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epifise.

Persendian
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih.

Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu:
● 1. Hubungan Sinartrosis
• Sinkondrosis : antara tulang dihubungkan melalui tulang rawan sehingga memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan.
Contoh :
hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.
Hubungan ruas-ruas tulang belakang.
• Sinfibrosis : kedua ujung tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosis yang pada akhirnya mengalami penulangan dan tidak memungkinkan adanya gerak.
Contoh :
Hubungan antar tulang-tulang tengkorak

● 2. Hubungan Diartrosis
Hubungan antar tulang ini memunkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial, meliputi :
• Sendi Engsel, terdapat pada hubungan antara :
o ruas-ruas jari
o siku
o lutut

• Sendi Putar, terdapat pada hubungan antara :
o tulang hasta dengan pengumpil
o tulang kepala dengan tulang atlas

• Sendi Pelana, terdapat pada hubungan antara :
o Ruas-ruas jari dengan telapak kaki

• Sendi Peluru, terdapat pada hubungan antara :
o tulang lengan dengan gelang bahu
o tulang paha dengan gelang panggul

• Sendi Kaku, terdapat pada hubungan antara :
o tulang-tulang pergelangan tangan
o tulang-tulang pergelangan kaki

Kelainan Pada Tulang
*-Kelainan tulang karena kebiasaan yang salah :
• Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan
• Kiposis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang
• Skoliosis, tulang punggung yang bengkok ke kiri atau ke kanan

*-Kelainan tulang karena kekurangan gizi
• Kekurangan zat gizi seperti vitamin D, zat kapur, dan fosfor, dapat menimbulkan gangguan proses pembentukan tulang.

*-Fraktura (patah tulang)
*-Fisura (retak tulang)
*-Arthritis (radang sendi)
*-Memar

Sistem Otot
● Jenis-jenis Otot
• Otot Polos
• Otot Lurik/otot rangka
• Otot Jantung (miokardium)

● Cara Kerja Otot
Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi)

Cara kerja otot dapat dibedakan :
• Secara antagonis atau berlawanan; yaitu cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi.
Contoh: Otot trisep dan bisep pada lengan atas.

• Secara sinergis atau bersamaan; yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi.
Contoh : - otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah
- otot-otot dada
- otot-otot perut

DESKRIPSI NEURON
Sistem saraf (Nervous System) merupakan salah satu sistem organ yang ada di tubuh kita. Layaknya sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel saraf di setiap bagian dari tubuh memainkan peran dalam proses menanggapi rangsangan dari reseptor dan pengendalian efektor otot-otot kita . Sistem saraf dibina lebih dari 80 jaringan saraf utama. Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit terkecil fungsional sistem saraf (sel-sel saraf).


Neuron atau sel saraf memiliki bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe sel lainnya. Berikut bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan impuls (rangsangan) sebagai unit fungsional sistem saraf.

1. Inti sel (Nucleus) merupakan struktur inti sel pada umumnya yang di dalamnya terdapat asam nukleat (materi inti). Inti sel berperan sebagai pengatur segala aktifitas sel saraf.
2. Badan sel (perykaryon), merupakan struktur utama dari sel saraf yang kaya akan sitoplasma dan di bagian tengahnya terdapat inti sel saraf. Badan sel berfungsi sebagai tempat metabolisme sel saraf.
3. Dendrit, merupakan serabut pendek dan bercabang-cabang yang merupakan penjuluran badan sel pada badan sel. Serabut syaraf yang pendek berupa dendrit ini berfungsi menerima dan menghantarkan rangsangan dari luar ke badan sel saraf.
4. Neurit/Akson, merupakan serabut syaraf panjang hasil penjuluran badan sel yang mengandung struktur benang-benag halus yang disebut mikrofibril dan neurofibril. Mikrofibril dan neurofibril berfungsi untuk menjaga bentuk dan kepadatan sel saraf. Neurit atau yang sering dikenal akson memiliki peranan menghantarkan rangsangan dari badan sel saraf yang satu ke sel saraf lain. Rangsangan akan dihantarkan melalui akson dari satu sel saraf menuju dendrit dari sel saraf yang lain. Struktur neurit merupakan struktur yang lebih kompleks daripada dendrit. Neurit memiliki pembungkus yang disebut selaput myelin yang didalamnya terdapat sel Schwann. Bagian neurit yang tidak terbungkus oleh selaput
5. myelin disebut nodus Ranvier.

neuron
NEURON

* Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan selanjutnya jaringan-jaringan saraf akan berkumpul dan berkoordinasi membentuk sistem saraf.
* Hubungan antara sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain disebut sinapsis,
* sedangkan hubungan antara sel saraf dengan serabut otot disebut neuromuscular junction.

Neuron berdasarkan struktur meliputi

1. Neuron multipolar : tipe neuron yang memiliki banyak dendrite dan satu akson
2. Neuron bipolar : memiliki hanya satu dendrite dan satu akson,
3. Neuron unipolar : tidak memiliki dendrite dan proses penghantaran impuls dilakukan oleh satu akson.

Lihat gambar Neuron multipolar , Neuron bipolar dan neuron unipolar
types-of-neuron-in-human
Neuron berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 3 jenis yaitu

1. sel saraf sensorik (afferent), berfungsi menghantarkan rangsangan (impuls) dari indra ke saraf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang
2. sel saraf motorik (efferent), erfungsi menghantarkan rangsangan dari saraf pusat (otak) atau sumsum tulang belakang ke otot atau kelenjar
3. dan sel saraf konektor (association). berperan menghubungan neuron sensorik dengan motorik

Karakter membran sel syaraf sebagai transmisi impuls

* Membran neuron layaknya membran sel lainnya bersifat semipermeabel (hanya molekul-molekul tertentu yang dapat keluar masuk misalnya ion-ion tetapi tidak untuk molekul berukuran besar).
* Membran sel saraf juga secara elektrikal bersifat polar (adanya ion-ion bermuatan positif yang disebut kation di sekitar permukaan luar membrane
* Dan ion-ion bermuatan negative yang disebut anion di bagian sebelah dalam membran).
* Impuls saraf berhasil ditransmisikan (disalurkan) dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain disebabkan oleh potensial aksi yang berpindah di dekat sel saraf.
* Stimulus merubah kemampuan spesifik permeable lapisan membrane dan menyebabkan depolarisasi kation dan anion.
* Perubahan ini menyebar sepanjang serabut saraf yang selanjutnya disebut sabagai impuls saraf itu sendiri.
* Polarisasi kembali terjadi setelah depolarisasi yang diikuti oleh periode refractory selama impuls selanjutnya datang lagi.

synapse
Sinapsis
Polarisasi dibuat dengan mempertahankan kelebihan ion-ion sodium (Na+) pada bagian luar membrane dan kelebihan ion-ion potassium (K+) pada bagian dalam membran. Jumlah tertentu dari Na dan K selalu bocor (berkurang) melewati membran, tetapi pompa Na/K pada membran secara aktif mengatasi hal tersebut tersebut.
Intensitas atau frekuensi antara impuls saraf yang satu dengan yang lain ditentukan oleh diameter dari serabut saraf, hal ini berkaitan juga dengan serabut saraf berselaput myelin dan serabut saraf tanpa selaput myelin. Sitoplasma dari akson atau serabut saraf merupakan konduktor elektrik dan selaput myelin menurunkan kapasitasnya sebagai penghantar. Kondisi tersebut mencegah kebocoran muatan melalui membran. Depolarisasi pada nodus ranvier cukup untuk memicu regerasi voltase elektrik pada nodus berikutnya. Oleh karena itu, potensial aksi pada serabut saraf bermielin tidak berpindah layaknya perpindahan gelombang tetapi terjadi secara berulang pada nodus-nodus. Potensial aksi pada nodus ranvier akan berpindah seperti loncatan-loncatan muatan listrik.

GRAMMAR & STRUCTURE
Program ini dirancang khusus bagi Anda yang mempunyai kesulitan dalam menyusun kalimat bahasa Inggris yang baik dan benar sesuai dengan kondisi nyata. Selain itu, program ini juga lebih fokus pada pengetahuan dasar tentang variasi dalam kalimat bahasa Inggris serta menekankan pada aspek latihan yang sangat bervariasi.
Materi Program:

* Parts of speech (pengenalan jenis kata)
* Simple sentence (membuat kalimat sederhana)
* Tenses (membuat kalimat yang disesuaikan dengan waktu)
* Passive voice (membuat kalimat aktif & pasive)

Direct and Indirect Speech
When using indirect or reported speech, the form changes. Usually indirect speech is introduced by the verb said, as in I said, Bill said, or they said. Using the verb say in this tense, indicates that something was said in the past. In these cases, the main verb in the reported sentence is put in the past. If the main verb is already in a past tense, then the tense changes to another past tense; it can almost be seen as moving even further into the past.

Verb tense changes also characterize other situations using indirect speech. Note the changes shown in the chart and see the table below for examples. With indirect speech, the use of that is optional.


Direct Speech Þ Indirect Speech
simple present
He said, “I go to school every day.” Þ simple past
He said (that) he went to school every day.
simple past
He said, “I went to school every day.” Þ past perfect
He said (that) he had gone to school every day.
present perfect
He said, “I have gone to school every day.” Þ past perfect
He said (that) he had gone to school every day.
present progressive
He said, “I am going to school every day.” Þ past progressive
He said (that) he was going to school every day.
past progressive
He said, “I was going to school every day.” Þ perfect progressive
He said (that) he had been going to school every day,
future (will)
He said, “I will go to school every day.” Þ would + verb name
He said (that) he would go to school every day.
future (going to)
He said, “I am going to school every day.” Þ present progressive
He said (that) he is going to school every day.
past progressive
He said (that) he was going to school every day
Direct Speech Þ Indirect Speech
auxiliary + verb name
He said, “Do you go to school every day?”
He said, “Where do you go to school?” Þ simple past
He asked me if I went to school every day.*
He asked me where I went to school.
imperative
He said, “Go to school every day.” Þ infinitive
He said to go to school every day.

*Note than when a Yes/No question is being asked in direct speech, then a construction with if or whether is used. If a WH question is being asked, then use the WH to introduce the clause. Also note that with indirect speech, these are examples of embedded questions.
The situation changes if instead of the common said another part of the very to say is used. In that case the verb tenses usually remain the same. Some examples of this situation are given below.

Direct Speech Þ Indirect Speech
simple present + simple present
He says, “I go to school every day.” Þ simple present + simple present
He says (that) he goes to school every day.
present perfect + simple present
He has said, “I go to school every day.” Þ present perfect + simple present
He has said (that) he goes to school every day.
past progressive + simple past
He was saying, “I went to school every day.” Þ past progressive + simple past
He was saying (that) he went to school every day.
past progressive + past perfect
He was saying (that) he had gone to school every day.
future + simple present
He will say, “I go to school every day.” Þ future + simple present
He will say (that) he goes to school every day.

Another situation is the one in which modal constructions are used. If the verb said is used, then the form of the modal, or another modal that has a past meaning is used.

Direct Speech Þ Indirect Speech
can
He said, “I can go to school every day.” Þ could
He said (that) he could go to school every day.
may
He said, “I may go to school every day.” Þ might
He said (that) he might go to school every day.
might
He said, “I might go to school every day.”
must
He said, “I must go to school every day.” Þ had to
He said (that) he had to go to school every day.
have to
He said, “I have to go to school every day.”
should
He said, “I should go to school every day.” Þ should
He said (that) he should go to school every day.
ought to
He said, “I ought to go to school every day.” Þ ought to
He said (that) he ought to go to school every day.

While not all of the possibilities have been listed here, there are enough to provide examples of the main rules governing the use of indirect or reported speech. For other situations, try to extrapolate from the examples here, or better still, refer to a good grammar text or reference book.

The Adjective Clause Recognize an adjective clause when you see one.

An adjective clause—also called an adjectival or relative clause—will meet three requirements:

* First, it will contain a subject and verb.
* Next, it will begin with a relative pronoun [who, whom, whose, that, or which] or a relative adverb [when, where, or why].
* Finally, it will function as an adjective, answering the questions What kind? How many? or Which one?

The adjective clause will follow one of these two patterns:

relative pronoun or adverb + subject + verb
relative pronoun as subject + verb

Here are some examples:

Whose big, brown eyes pleaded for another cookie
Whose = relative pronoun; eyes = subject; pleaded = verb.
Why Fred cannot stand sitting across from his sister Melanie
Why = relative adverb; Fred = subject; can stand = verb [not, an adverb, is not officially part of the verb].
That bounced across the kitchen floor
That = relative pronoun functioning as subject; bounced = verb.
Who hiccupped for seven hours afterward
Who = relative pronoun functioning as subject; hiccupped = verb.

Avoid writing a sentence fragment.

An adjective clause does not express a complete thought, so it cannot stand alone as a sentence. To avoid writing a fragment, you must connect each adjective clause to a main clause. Read the examples below. Notice that the adjective clause follows the word that it describes.

Diane felt manipulated by her beagle Santana, whose big, brown eyes pleaded for another cookie.
Chewing with her mouth open is one reason why Fred cannot stand sitting across from his sister Melanie.
Growling ferociously, Oreo and Skeeter, Madison's two dogs, competed for the hardboiled egg that bounced across the kitchen floor.
Laughter erupted from Annamarie, who hiccupped for seven hours afterward.

Punctuate an adjective clause correctly.

Punctuating adjective clauses can be tricky. For each sentence, you will have to decide if the adjective clause is essential or nonessential and then use commas accordingly.
Essential clauses do not require commas. An adjective clause is essential when you need the information it provides. Look at this example:

The vegetables that people leave uneaten are often the most nutritious.

Vegetables is nonspecific. To know which ones we are talking about, we must have the information in the adjective clause. Thus, the adjective clause is essential and requires no commas.
If, however, we eliminate vegetables and choose a more specific noun instead, the adjective clause becomes nonessential and does require commas to separate it from the rest of the sentence. Read this revision:

Broccoli, which people often leave uneaten, is very nutritious.

Modal Verb Tutorial
Modals are special verbs which behave very irregularly in English. Englishpage.com has created one of the most in-depth modal tutorials in print or online. Study the modal explanations and complete the associated exercises and take another step toward English fluency. If you want to use the Modal Verb Tutorial as a reference only and do not want to complete the tutorial Click Here .

The tutorial should be completed as follows:
1. Read this introduction page including the section below titled "What are Modal Verbs?"
2. Complete the exercises below. After each exercise, we have listed the modals covered. Just click on the modal link to learn more about its use.
EXERCISES TOPICS COVERED
Modal Exercise 1 Can , Could , Have to , Must , Might and Should
Modal Exercise 2 Have to and Must
Modal Exercise 3 Might , Must and Should . Afterwards, you can repeat the exercise using Could , Have to and Ought to
Modal Exercise 4 Couldn't and Might not
Modal Exercise 5 Have got to , Had Better , May and Shall
Modal Exercise 6 Could , Might , Should and Would
Modal Exercise 7 Modal Verbs Forms
Modal Final Test Cumulative Modal Test
What are Modal Verbs?
Modal verbs are special verbs which behave very differently from normal verbs. Here are some important differences:
1. Modal verbs do not take "-s" in the third person.
Examples:

* He can speak Chinese.
* She should be here by 9:00.

2. You use "not" to make modal verbs negative, even in Simple Present and Simple Past.
Examples:

* He should not be late.
* They might not come to the party.

3. Many modal verbs cannot be used in the past tenses or the future tenses.
Examples:

* He will can go with us. Not Correct
* She musted study very hard. Not Correct

Common Modal Verbs
Can
Could
May
Might
Must Ought to
Shall
Should
Will
Would
For the purposes of this tutorial, we have included some expressions which are not modal verbs including had better, have to, and have got to. These expressions are closely related to modals in meaning and are often interchanged with them.

Simple past tense
Simple Past Tense digunakan untuk fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Contoh:

* I played tennis with some guys from work yesterday.
* We stayed in Shanghai for five days.

Kata kerja simple past tense (kata kerja bentuk ke-2) yang reguler dibentuk dengan menambahkan “-ed” pada akhiran kata kerja. Contoh:

* jump -> jumped: The dog jumped over the fence.
* walk -> walked: I walked 22 kilometers yesterday.
* work -> worked: We worked together as lawyers for 15 years.

Kegunaan
Simple past tense digunakan untuk menyatakan sebuah tindakan yang telah selesai dilakukan. Contoh:

* We watched a movie at the weekend (kami menonton film di akhir pekan)
* She arrived on Thursday (dia tiba hari Kamis)

proposal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal yang menyatakan bahwa pemerintah harus berupaya mencerdaskan siswa,untuk membantu pemerintah dalam upaya mencerdaskan anak-anak, sesuai dengan kurikulum pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kota/kabupaten yang bertanggungjawab dibidang pendidikan untuk SD,SMP,SMA dan SMK dan Departemen yang
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan tujuan agar satuan pendidikan yang bersangkutan dapat mengembangkan kekhasan potensi sumber daya manusia dan daerah di sekitarnya. Hal ini merupakan implikasi dari perubahan kebijakan dari sentralisasi ke desentralisasi di bidang pendidikan. Perubahan ini menuntut adanya perubahan paradigma dalam membina satuan pendidikan. Pembinaan yang selama ini dilakukan secara terpusat dialihkan menjadi pendampingan terhadap masing-masing satuan pendidikan. Pendampingan yang dimaksud dilakukan melalui pemberian bimbingan dan bantuan teknis baik secara langsung maupun melalui layanan konsultasi secara online atau offline. Cakupan bantuan tersebut meliputi keseluruhan proses pengembangan kurikulum serta model-model pengimplementasianya. Pendampingan ini bertujuan untuk mendorong agar setiap satuan pendidikan mampu mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum secara mandiri. Sejalan dengan hal tersebut, Pusat Kurikulum menyediakan layanan profesional bagi satuan pendidikan, pembina dan tim pengembang kurikulum di daerah. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pusat Kurikulum adalah: (1) mengembangkan model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun berdasarkan keragaman potensi, kondisi, kebutuhan daerah, satuan pendidikan dan peserta didik; (2) mengembangkan model-model penyelenggaraan kurikulum yang inovatif dan kurikulum layanan khusus, (3) layanan profesional agar setiap satuan pendidikan mampu mengembangkan kurikulum dan model-model tersebut dapat dijadikan contoh bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulumnya masing-masing. Dalam menyusun KTSP, satuan pendidikan dapat memilih tiga cara sesuai dengan kemampuan masing-masing: (1) membuat sendiri dengan berpedman pada panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP, (2) Mengadaptasi, atau (3) mengadopsi model-model yang telah dikembangkan oleh Departemen pendidikan Nasional.
Untuk itu maka kami akan membuat bimbingan belajar.

1.2 TUJUAN KGIATAN
Berdasarkan latar belakang tersebut.Maka tujuan dari kegiatan ini adalah bentuk:

a. Meningkatkan pretasi belajar siswa
b. Meningkatkan kecerdasan siswa
c. Membantu pemerintah dalam bidang pendidikan





2.8 RENCANA ANGGARAN KEGIATAN
Pemasukan


Pengeluaran
Perlengkapan (alat)
Sewa Ruangan
Tutor
Penggadaan modul
Transportasi
Keamanan
Kebersihan
Dokumentasi
Promosi

unsur Intrinsik & Ekstrinsik Sebuah Paragraf
nsur Intrinsik & Ekstrinsik Sebuah Paragraf - Unsur-unsur Sastra dalam Teks, begitulah judul dari sebuah Sub materi ebook BS - E kita kali ini. Langsung saja kita Cuplik Bahasan kita kali ini.


Ketika Anda di sekolah menengah pertama, Anda telah mempelajari unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam sebuah karya sastra, baik cerpen maupun novel. Sekarang, Anda akan mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) yang ada dalam cerita (nonsastra).

Perhatikan kutipan teks berikut ini!
... .
Di Yogyakarta, komunitas Etnoreflika juga cukup menjadi perbincangan. Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory sehingga mirip film dokumenter. Mereka mengangkat tema semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial tertentu. Sejak terbentuk tahun 2000, sekelompok mahasiswa Jurusan Antropologi UGM ini sudah memproduksi 22 film pendek.Komunitas film inside biasanya terbentuk dari keseragaman minat dan keinginan, bisa oleh sekumpulan anak nongkrong, teman sekolah, teman kuliah, atau teman diskusi. Di Malang, Jawa Timur, komunitas Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang yang terbentuk tahun 1999 sampai sekarang bahkan masih “ndompleng” universitas, menjadi sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
... . (Kompas, Minggu, 20 Agustus 2006)

Setelah Anda memperhatikan teks di atas, coba Anda identifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam teks tersebut! Unsur intrinsik meliputi tokoh, latar, alur, dan amanat. Unsur ekstrinsik meliputi sosiologi pengarang, psikologi pengarang, budaya, dan lain-lain.

Unsur intrinsik teks di atas adalah sebagai berikut:

Tokoh : komunitas Etnoreflika, komunitas film inside
Latar : Yogyakarta, Malang
Alur : Alur maju
Amanat : Kegiatan dalam komunitas film inside merupakan kegiatan yang positif buat anak muda dan patut untuk dicontoh.

Unsur ekstrinsik teks di atas adalah sebagai berikut:

Penulis teks di atas adalah Susi Ivvaty dan Agung Setyahadi. Sosiologi dan psikologi penulis sangat berpengaruh pada teks di atas. Secara psikologis, kedua penulis merasa tertarik untuk menuangkan ide cerita tentang gairah berfilm dalam komunitas indie.

Semoga Cuplikan Dari Buku BS - E ini dapat membuat anda paham tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah karya tulis bacaan dan sastra....

cara penulisan karya tulis ilmiah
FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 8 Desember 2007
TUJUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Tujuan dalam Penulisan karya Tulis Ilmiah adalah memberikan pemahaman terhadap siswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

ISI DAN MATERI
Isi dari Penulisan karya tulis ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1. Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
BENTUK LAPORAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Bentuk laporan penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari:
A. Bagian Awal.
Bagian Awal ini terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
B. Bagian Tengah.
Bagian tengah ini terdiri dari: 1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori atau Bab Tinjauan Pustaka
3. Metode Penelitian.
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
C. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Karya Tulis Ilmiah dapat dilihat sebagai berikut:
A. BAGIAN AWAL
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan karya tulis ilmiah yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan sesuai aturan yang ada.
2. Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan karya tulis ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing atau guru pembina, Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing.
4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan karya tulis dengan maksimal 1 halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan karya tulis (a.l. Kepala Sekolah, Guru, rekan dll ).
6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. BAGIAN TENGAH
1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis ilmiah
2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
B. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
CONTOH STANDAR TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang ada di bab III.
4. Penulisan Daftar Pustaka
- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
- Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000.
Contoh penulisan daftar pustaka
Satu Pengarang
1. Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
2. Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.
Dua Pengarang
1. Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt
2. Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Tiga Pengarang
1. Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.
Lebih dari Tiga Pengarang
1. Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
2. Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1. Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Tanpa Pengarang
1. Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
2. Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.
Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1. Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
2. Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Buku Jurnal atau Buletin
1. Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
2. Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.
5. Format Pengetikan
- Menggunakan kertas ukuran A4.
- Margin Atas : 4 cm Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm
- Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
- Jenis huruf (Font) : Times New Roman.
- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
Isi 12 / Normal
Subbab 12 / Tebal
6. Hasil Penulisan Karya tulis ilmiah
- Dijilid berbentuk buku. Halaman tidak termasuk cover, halaman judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka
- Dipresentasikan di hadapan para penguji, usahakan menggunakan Power Point.
- Usahakan diketik dengan menggunakan Program Software Pengolah Kata, misal : Ms Word dan dicetak dengan printer.
LAMPIRAN.
Lampiran ini berisi data, gambar, tabel atau analisis dan lain-lain yang karena terlalu banyak, sehingga tidak mungkin untuk dimasukkan kedalam bab-bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
• Panduan Penulisan Ilmiah, 2007, Jurusan Sistem Informasi, STMIK-Mikroskil.
• Notohadiprawiro, T., 2006, Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah, Latihan Dasar Pemeriksa Karantina Ikan. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian, Departemen Pertanian Yogyakarta. 2 Nopember – 15 Desember 1992.

Skimming
Skimming adalah upaya untuk mengambil intisari dari suatu bacaan, berupa ide pokok atau detail penting. Ide pokok atau detail penting tersebut dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada saat melakukan skimming, perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut.

1. Buat pertanyaan, apa yang dicari atau apa sajakah yang diperlukan.
2. Bila yang dibaca adalah buku, lihat daftar isi atau kata pengantar, dan carilah kemungkinan informasi yang Anda perlukan.
3. Telusuri secara teliti dan seksama dengan kecepatan tinggi setiap baris bacaan. Untuk sebuah buku, yang ditelusuri mungkin bukan baris melainkan paragraf atau subbab.
4. Berhentilah bila ditemukan kalimat atau judul yang diperlukan. Bacalah dengan kecepatan normal dan pahami dengan baik perihal apa sajakah yang dicari.

Scanning, adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh suatu informasi tanpa membaca yang lain., tetapi langsung ke masalah yang dicari, yang berupa fakta khusus atau informasi tertentu.


Dalam kegiatan sehari-hari scanning biasanya digunakan untuk mencari: nomor, telepon, kata pada kamus, entri pada indeks, angka-angka statistik, acara siaran TV. Apabila Anda ingin mengetahui isi buku secara menyeluruh secara cepat dengan menggunakan teknik scanning maka Anda dapat melakukan langkah-langkah:

1. Lihat daftar isi dan kata pengantar secarasekilas.
2. Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku.
3. Baca bagian pendahuluan secara singkat.
4. Cari dalam daftar isi bab-bab penting yang memuat informasi yang diperlukan.
5. Baca bagian kesimpulan.
6. Lihat secara sekilas apakah ada daftar pustaka, daftar indeks, atau apendiks. Dengan teknik membaca cepat tersebut diharapkan Anda lebih mampu menguasai suatu bacaan dan memahami intisari dari bacaan tersebut.

Cara Memasukkan Flag Counter Ke Dalam Blog


Flag Counter adalah aplikasi yang berfungsi untuk mendeteksi berapa jumlah pengunjung yang mampir ke blog kamu. Ini sangat bermanfaat bagi kamu sebagai pemilik blog karena kamu dapat mengetahui darimana pengunjung blog kamu berasal dengan melihat bendera yang muncul pada aplikasi tersebut.

Contoh Flag Counter pada blog adalah, sebagai berikut :



Nah, jika kamu ingin memasangnya, inilah langkah-langkahnya :

1. Kunjungi http://flagcounter.com

2. Setelah kamu berada di halaman Flag Counter tersebut, settinglah seperti :

* Maximum Flags to Show
* Columns of Flags
* Label on Top of Counter
* Background ColorText Color
* Border Color
* Show Country Codes
* Show Pageview Count

3. Jika sudah selesai kamu setting, Klik Get Your Flag Counter.

4. Setelah di klik Get Your Flag Counter, sekarang kamu Copy kode Flag Counter tersebut.

5. Buka Blog kamu lalu klik Tambah Gadget ke HTML/JavaScript.

6. Paste kode Flag Counter tersebut, dan simpan. Atau klik icon Blogger agar lebih cepat dalam memasang Flag Counter.

Lihat Blog kamu dan rasakanlah hasilnya.

Selamat mencoba !

Read more: http://siradel.blogspot.com/2010/07/cara-memasukkan-flag-counter-ke-dalam.html#ixzz1HbQGIe2j

Soalnya saya sudah berjanji dengan salah seorang rekan blogger untuk memuat artikel ini, makanya saya pun harus menepatinya karena dia sudah menagih-nagih janji saya tersebut (jangan lupa transfer Rp10ribu, ya sob!). Hueheheheee..

Okeh, kita lanjutkan! Page Hits Counter, yaitu berguna untuk menghitung jumlah pembaca pada setiap artikel/halaman yang ada di blog / website kamu. Jadi, kamu bisa membuat komparasi/perbandingan artikel-artikel mana saja yang banyak menyedot perhatian pengunjung blog / website kamu.

Sistem kerjanya hampir sama dengan "Hit Counter". Namun, berbeda fungsi saja, karena Hit Counter gunanya untuk menghitung jumlah pengunjung yang datang ke blog / website kamu.

Page Hits Counter yang akan saya sajikan ini, tersedia secara gratis, menghitung perhalaman pada blog / website kamu tidak secara global/Stats Counter (keseluruhan), tidak menghitung jika kamu login sebagai admin/pemilik blog / website.

Okeh, kita langsungkan saja petualangan kali ini, ikuti jejak langkah khusus blogger, berikut ini :

I . Add Gadget for Reciprocal Verify

1. Login ke blogspot kamu (jangan ke yang lain)

2. Klik "Design" seperti biasa

3. Lalu Klik "Page Element"

4. Truz "Add Gadget" dan pilih "HTML/JavaScript"

5. Copy lalu Paste kode dibawah ini :




Page Hits Counter


5. "SAVE"

"Jangan memodifikasi Kode Verifikasi (Langkah pertama ini) ataupun membuangnya sewaktu-waktu."


Selanjutnya :

II. Add Edit HTML for Show

1. Klik "Design"

2. Lalu klik "Edit HTML"

3. Kemudian klik "Expand Template Widget"

4. Cari kode (masih ingat khan cara mudahnya?), kalau lupa, baiklah akan saya ajarkan kembali, "Ctrl + F"

5. Masukkan kode dibawah ini diatas kode tadi :


Ikutin nih Tips BErikut :

1. Aktif di Dasbor kamu
2. Klik website berikut ini http://www.easycounter.com/ masih banyak web counter lainnya sitemeter.com), tapi saya menggunakan yang ini saja. sehingga tampil seperti gambar dibawah ini :counter
3. Isi data pada create account, karena kita adalah pendaftar baruUsername : isi dengan username kamu (jika sudah ada yang menggunakan, ganti dengan username yang lainPassword : isi dengan password kamuEmail : masukkan alamat email kamu (bila suatu saat lupa password, kamu bisa konfirmasi)
4. Jika sudah disebelah kanan pilih jenis counter yang kamu mau
5. beri tanda centang (√) pada i agree to the terms and conditions
6. Klik Create My Account, sehingga tampil kode seperti dibawah ini, sesuai dengan kode milik kamu sendiri
count2
7. Copy lah kode diatas, dengan cara blog seluruh kode, klik kanan mouse kamu, dan klik copy
8. Sekarang Aktif di Dasbor Blogdetik Kamu
9. Pilih Widget
10. Pada Kumpulan Widget kamu, pilih Text dan klik Tambah, sehingga disebelah kiri tampil Widget Text yang sudah kamu tambahkancount3
11. pada Text klik Sunting
12. pada bagian kotak Sunting klik kanan mouse kamu dan klik Paste, jika belum aktif paste, coba copy kembali kode dari counter kamu tadi, dan paste kembali di kotak sunting Textcount4
13. jika telah terpaste, maka klik selesai pada bagian bawah
14. Tahap Akhir, silahkan klik Save Changes (untuk menyimpan perubahan blog widget kita)
15. Pengunjung diblog kamu akan mulai dihitung sejak counter di letakkan pada blogdetik kamu

(giatlah menulis di blog kamu, agar semakin sering dikunjungi oleh dblogger/blogger lainnya, selamat mencoba dan tetap semangat)

Ringkasan Materi Blog Product Review
Ruang Kelas - Blog Product Review

1.

Memahami tujuan dari modul ini yaitu mendapatkan dollar dengan cara merekomendasikan produk Amazon, memasang iklan Adsense dan Chitika pada blog product review kita.
2.

Mengetahui manfaat blogspot sebagai layanan online yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi pemiliknya. Blog bisa digunakan untuk web log, online store, product review, product comparation dan lain-lain sebagainya.
3.

Contoh blog product review yang mau dibuat adalah http://supergadgetreview.blogspot.com dan 6 contoh lainnya yang ada dalam bagian "My Blog Links"
4.

Memilih jenis produk yang akan di-review di Amazon .com. Silahkan akses http://www.amazon.com/gp/site-directory.
5. Menentukan nama blog sesuai dengan topik yang dipilih misalnya http://iphone-for-us.blogspot.com.
6. Membuat blog di blogspot.com. Silahkan masuk ke http://blogger.com kemudian klik "Create a Blog". Pendaftaran blog cukup dilakukan sekali saja. Blog yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya tidak membutuhkan proses pendaftaran lagi.
7. Mendownload template blogspot dari situs http://btemplates.com dan mengganti template blog kita dengan hasil download-an tadi. Pada bagian blog administrator pilih menu "Layout" kemudian klik "Edit HTML". Upload file XML hasil download-an sebelumnya.
8. Membuat 20 halaman postingan produk dan 5 kategori produk.
- Meng-copy-paste-kan judul postingan
- Mengisi "Label" yang berfungsi sebagai kategori
- Meng-copy-paste-kan keterangan produk (desc, spec, comment).
- Memasukan gambar yang besar dengan cara "save-as" kedalam harddisk dan meng-upload-nya pada halaman kita (nama file gambar sebaiknya diganti sesuai dengan produk yang bersangkutan).
9. Mendaftar sebagai member affiliate Amazon di http://associates.amazon.com dan mendapatkan kode affiliate kita. Contoh kode affiliate amazon adalah mynewamazon-20.
10. Menempelkan kode tersebut pada "Link Product" yang diletakkan pada tulisan "Read More" atau pada gambar produk. Tambahkan kode affiliate misalnya newmotoracces-20 pada "Link Product". Sehingga "Link Product" menjadi seperti dibawah ini :
http://www.amazon.com/Motogear-73727-Motorcycle-Tail-Bag/dp/B000RN04VU?tag=newmotoracces-20
11. Mengoptimal SEO dengan cara sebagai berikut :
- Tulisan kata kunci dalam artikel 12. Mendaftar untuk menjadi publisher Google Adsense di http://google.com/adsense, kemudian tunggu hasilnya dalam waktu 2 s/d 7 hari. Jika sudah diterima anda bisa memasukkan kode iklan Google Adsense ini pada bagian widget Blogspot.com.
13. Mendaftar untuk menjadi publisher Chitika.com dialamat situs tersebut. Setelah berhasil anda bisa mendapatkan kode iklan tersebut pada bagian member area Chitika.com. Kode iklan Chitika kemudian dimasukan ke Blogspot khususnya dibagian widget HTML/Javascript.
14. Mengetahui rumus kesuksesan dalam product review dan dapat menjalankan strategi yang akan dijelaskan pada bagian terakhir modul ini.

Sebagaian orang memang dikaruniai Tuhan bakat untuk menulis, sebagian diperkaya dengan daya imajinasi dan khayal yang bisa direfleksikan melalui tulisan fiksi. Dan sebagian lagi menganggap tulisan adalah tindakan kreatif yang bisa dipelajari, nah bagaimana cara menulis kreatif itu, dibawah ini saya jabarkan poin-poinnya untuk anda:

1.Modifikasi
Sebelumnya saya mau ngaku dulu. Kalo tulisan ini merupakan tulisan modifikasi, poin-poin dari tulisan ini didapat dari majalah saku “openmind” edisi ke 5, judul aslinya adalah “how to be creative”. Di salah satu poinnya disebutkan, salah satu cara untuk menjadi kreatif adalah dengan melakukan modifikasi.
Anda lihat sendiri bukan bagaimana saya memodifikasi tulisan tersebut menjadi tulisan ini: “bagaimana cara menulis materi blog yang kreatif, how to be ceative on blogs writing”. Ternyata benar, memodifikasi adalah bagian dari tindakan kreatif, termasuk pula memodifikasi suatu materi tulisan.

2.Kombinasi
Ini yang paling enak dilakukan, mencari dari berbagai sumber. Misalnya anda mau membuat tulisan tentang Adsense, kan tinggal cari dari berbagai sumber, dari buku dan dari situs-situs internet, terus dikombinasikan satu sama lain. Setelah diracik dan dimasak, jadilah dia suatu artikel baru. He.. he.. he.., kalau kata orang-orang yang berkecimpung di dunia kepenulisan, tindakan ini disebut sebagai “pengrajin”. Asal rajin saja semua bisa kok.

3.Adaptasi
Ha.. ha.. ha.., ini sih gampang. Anda cari tulian-tulian orang kemudian tulis dengan bahasa anda sendiri. Misal kalau ada tulisan tentang pendidikan, “sex untuk dewasa”, maka anda bisa tulis pendidikan “sex untuk remaja”. Tentu saja dengan materi dan gaya bahasa yang sudah diadaptasikan sesuai dengan sasaran pembaca.

4.Memperbesar
Ilmu itu akan selalu berevolusi, kita tahu itu. Bagaimana hukum Gravitasi Newton bisa dikritisi oleh hukum Relativitas Einstein. Nah bisa jadi kalo anda kontra sama satu bentuk tulisan, anda bisa memperluas wacana dengan melakukan serangan-serangan terhadap tulisan tersebut. Lama kelamaan pokok masalah bisa melebar atau malah bisa saja semakin meruncing dengan penjabaran yang lebih baik. Maksudnya makin besar itu kan, selain dari sisi kuantitas (kelengkapan data), bisa juga dari sisi kualitas alias suatu tulisan yang semakin padat atau semakin tajam.

5.Substitusi
Anda tahu buku panduan, “how to?” coba lihatlah bagaimana keseragaman judul dan bentuk sering terjadi. Nah gampang bukan, yang terkenal dari buku how to itu adalah “bagaimana cara mahir bahasa inggris dalam 24 jam”. Nah, anda bisa melakukan substitusi dengan “bagaimana cara menulis artikel dalam lima menit”, atau “bagaimana cara kaya dalam 30 hari”, atau “bagaimana cara menguasai bahasa China dalam 24 jam”, dll. Kalimat khususnya aja yang diganti, pada dasarnya semua adalah tulisan tutorial.

6.Penggunaan lain
Dalam satu tulisan ada tulisan yang kira-kira top dan penuh makna. Anda ambil dan kutip ke bagian atas tulisan anda untuk memperkuat isi tulisan anda, seakan-akan tulisan anda itu sudah “diaminkan oleh orang-orang profesional”. Jadi bisa jadi suatu tulisan yang sebenarnya menjadi bagian dari satu karya, kita pakai sebagai alibi/memperkuat tulisan-tulisan kita.
Atau, petikan kata-kata bijak dan puisi, ada juga sebagian yang menuliskan ulang untuk alat kampanye dan politik, alat propaganda.

7.Eliminasi
Eliminasi ini lebih mudah lagi. Cari aja di wikipedia, biasanya tulisan-tulisan dalam satu paragraf selalu memiliki inti kalimatnya. Nah kalimat inti inilah yang diambil sedikit demi sedikit dan dijadikan satu buah tulisan yang lebih padat dan berisi, lebih seksi sekaligus mudah dibaca. Kalau dalam fiksi, anda bisa membuat sinopsisnya. Eliminasi ini (penyarian) terkadang penting demi efektifitas dan efisiensi pembaca, meskipun bahasan menjadi tidak terlalu lebar. Tetapi biasanya pembaca yang cerdas bisa memperluas sendiri dari inti cerita yang diterimanya.

8.Mengatur ulang
Dalam sebuah tulisan, bisa dimulai dengan kalimat inti dan kemudian dilanjutkan penjabaran atau sebaliknya. Salah satu cara kreatif untuk mengkreasi ulang tulisan adalah bisa dengan dibolak-balik atau diatur ulang sesuai selera. Ubahlah posisi kalimat inti, bisa diatas dan dibawah atau di tengah kalau memungkinkan.
Atau bisa jadi juga poin-poin dalam artikel tulisan yang me-list sesuatu jabaran tema anda sadur (seperti poin-poin artikel ini), dengan poin-poin yang anda urutkan berdasarkan abjad. Atau anda list ulang berdasarkan kemudahan untuk diterapkannya (tingkat kesulitannya) atau tingkat relevansinya. Bisa kan anda tulis artikel sendiri: “Cara menulis kreatif berdasarkan tingkat kesulitannya”. Pokoknya ingat jargon ini; semua bisa diatur.

9.Pembalikan
Begini caranya, misal ada tulisan bagaimana cara “Menjaga Kesehatan Yang Baik dan Benar”, anda bisa menuliskan kebalikannya dengan tulisan bagaimana cara “Menghindari Diri Dari Penyakit”. Sama saja sebenarnya, tapi dengan membalikkan sedikit saja semua tampak berbeda. Walaupun temanya sama tetapi mungkin cara kepenulisannya yang lebih berbeda, satu persuatif dan yang satu bentuk tindakan pencegahan. Ingat loh, “anti perang” dan “cinta damai itu” pada dasarnya berbeda.

PERLAWANAN RAKYAT DI BERBAGAI DAERAH DALAM MENENTANG

KOLONIALISME

1.Perlawanan Rakyat Maluku di Bawah Ahmad Matullesi (1817)

Sejak abad ke-17 perlawanan rakyat Maluku terhadap Kompeni sudah terjadi, namun perlawanan yang dahsyat baru muncul pada permulaan abad ke-19, di bawah pimpinan Ahmad Matulessi (lebih dikenal dengan nama Pattimura).

Latar belakang timbulnya perlawanan Pattimura, di samping adanya tekanan-tekanan yang berat di bidang ekonomi sejak kekuasaan VOC juga dikarenakan hal sebagai berikut.

a. , yakni adanya tindakan-tindakan pemerintah Belanda yang memperberat kehidupan rakyat, seperti system penyerahan secara paksa, kewajiban kerja blandong, penyerahan atap dan gaba-gaba, penyerahan ikan asin, dendeng dan kopi. Selain itu, beredarnya uang kertas yang menyebabkan rakyat Maluku tidak dapat menggunakannya untuk keperluan sehari-hari karena belum terbiasa.

b. , yaitu adanya pemecatan guru-guru sekolah akibat pengurangan sekolah dan gereja, serta pengiriman orang-orang Maluku untuk dinas militer ke Batavia. Hal-hal tersebut di atas merupakan tindakan penindasan pemerintah Belanda terhadap rakyat Maluku. Oleh karena itu, rakyat Maluku bangkit dan berjuang melawan imperialisme Belanda. Aksi perlawanan meletus pada tanggal 15 Mei 1817 dengan menyerang Benteng Duurstede di Saparua. Setelah terjadi pertempuran sengit, akhirnya Benteng Duurstede jatuh ke tangan rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura. Banyak korban di pihak Belanda termasuk Residen Belanda, Van den Berg ikut terbunuh dalam pertempuran.

Kemenangan atas pemerintah kolonial Belanda memperbesar semangat perlawanan rakyat sehingga perlawanan meluas ke Ambon, Seram dan pulau-pulau lain. Di Hitu perlawanan rakyat muncul pada permulaan bulan Juni 1817 di bawah pimpinan Ulupaha. Rakyat Haruku di bawah pimpinan Kapten Lucas Selano, Aron dan Patti Saba. Situasi pertempuran berbalik setelah datangnya bala bantuan dari Batavia di bawah pimpinan Buyskes. Pasukan Belanda terus mengadakan penggempuran dan berhasil menguasai kembali daerah-daerah Maluku. Perlawanan semakin mereda setelah banyak para pemimpin tertawan, seperti Thomas Matulessi (Pattimura), Anthonie Rhebok, Thomas Pattiweal, Lucas Latumahina, dan Johanes Matulessi. Dalam perlawanan ini juga muncul tokoh wanita yakni Christina Martha Tiahahu. Sebagai pahlawan rakyat yang tertindas oleh penjajah. Tepat pada tanggal 16 Desember 1817, Thomas Matulessi dan kawan-kawan seperjuangannya menjalani hukuman mati di tiang gantungan.

2.Perlawanan Kaum Paderi (1821–1838 )

Perang Paderi melawan Belanda berlangsung 1821–1838, tetapi gerakan Paderi sendiri sudah ada sejak awal abad ke-19. Di lihat dari sasarannya, gerakan Paderi dapat dibagi menjadi dua periode.

a. Periode 1803–1821 adalah masa perang Paderi melawan Adat dengan corak keagamaan.

b. Periode 1821–1838 adalah masa perang Paderi melawan Belanda dengan corak keaga-

maan dan patriotisme.

Sejak tahun 1821 saat kembalinya tiga orang haji dari Mekkah, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piabang, gerakan Paderi melawan kaum Adat dimulai. Kaum Paderi berkeinginan memperbaiki masyarakat Minangkabau dengan mengembalikan kehidupannya yang sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Padahal kaum Adat justru ingin melestarikan adat istiadat warisan leluhur mereka.

Adat yang selama itu dianut dan yang menjadi sasaran gerakan Paderi adalah kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti menyabung ayam, berjudi, madat, dan minum-minuman keras. Terjadilan perbenturan antara kaum Adat dengan kaum Paderi. Kaum Adat yang merasa terdesak, kemudian minta bantuan kepada pihak ketiga, yang semula Inggris kemudian digantikan oleh Belanda (berdasarkan Konvensi London).

Perang Paderi melawan Belanda meletus ketika Belanda mengerahkan pasukannya menduduki Semawang pada tanggal 18 Februari 1821. Masa Perang Paderi melawan Belanda dapat dibagi menjadi tiga periode.

a. Periode 1821–1825, ditandai dengan meletusnya perlawanan di seluruh daerah Minangkabau. Di bawah pimpinan Tuanku Pasaman, kaum Paderi menggempur pos-pos Belanda yang ada di Semawang, Sulit Air, Sipinan, dan tempat-tempat lain. Pertempuran menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Tuanku Pasaman kemudian mengundurkan diri ke daerah Lintau. Sebaliknya, Belanda yang telah berhasil menguasai Lembah Tanah Datar, kemudian mendirikan benteng pertahanan di Batusangkar (Fort Van den Capellen).

b. Periode 1825–1830, ditandai dengan meredanya pertempuran. Kaum Paderi perlu menyusun kekuatan, sedangkan pihak Belanda baru memusatkan perhatiannya menghadapi perlawanan Diponegoro di Jawa.

c. Periode 1830–1838, ditandai dengan perlawanan di kedua belah yang makin menghebat. Pemimpin di pihak Belanda, antara lain Letkol A.F. Raaff, Kolonel de Stuer, Mac. Gillavry dan Elout, sedangkan di pihak Paderi ialah Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku nan Gapuk, Tuanku Hitam, Tuanku Nan Cerdik dan Tuanku Tambusi.

Pada tahun 1833, Belanda mengeluarkan Pelakat Panjang yang isinya, antara lain sebagai berikut.

a.Penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak yang berat dan kerja rodi.

b.Belanda akan bertindak sebagai penengah jika terjadi perselisihan antar penduduk.

c.Penduduk boleh mengatur pemerintahan sendiri.

d.Hubungan dagang hanya diperbolehkan dengan Belanda.

Belanda menjalankan siasat pengepungan mulai masuk tahun 1837 terhadap Benteng Bonjol. Akhirnya, Benteng Bonjol berhasil dilumpuhkan oleh Belanda. Selanjutnya, Belanda mengajak berunding kaum Paderi yang berujung pada penangkapan Tuanku Imam Bonjol (25 Oktober 1837). Setelah ditahan, Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Cianjur, dipindahkan ke Ambon (1839), dan tahun 1841 dipindahkan ke Manado hingga wafat tanggal 6 November 1864.Perlawanan kaum Paderi kemudian dilanjutkan oleh Tuanku Tambusi. Setelah Imam Bonjol tertangkap, akhirnya seluruh Sumatra Barat jatuh ke tangan Belanda. Itu berarti seluruh perlawanan dari kaum Paderi berhasil dipatahkan oleh Belanda.

3.Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825–1830)

Pengaruh Belanda di Surakarta dan Yogyakarta semakin bertambah kuat pada permulaan abad ke-19. Khususnya di Yogyakarta, campur tangan Belanda telah menimbulkan kekecewaan di kalangan kerabat keraton yang kemudian menimbulkan perlawanan di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Sebab-sebab perlawanan Diponegoro, antara lain sebagai berikut.

a.Adanya kekecewaan dan kebencian kerabat istana terhadap tindakan Belanda yang makin intensif mencampuri urusan keraton melalui Patih Danurejo (kaki tangan Belanda).

b.Adanya kebencian rakyat pada umumnya dan para petani khususnya akibat tekanan pajak yang sangat memberatkan.

c.Adanya kekecewaan di kalangan para bangsawan, karena hak-haknya banyak yang dikurangi.

d.Sebagai sebab khususnya ialah adanya pembuatan jalan oleh Belanda melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Pertempuran perrtama meletus pada tanggal 20 Juli 1825 di Tegalrejo. Setelah pertempuran di Tegalrejo, Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke Dekso. Di daerah Plered, pasukan Diponegoro dipimpin oleh Kertapengalasan yang memiliki kemampuan yang cukup kuat. Kabar mengenai pecahnya perang melawan Belanda segera meluas ke berbagai daerah. Dengan dikumandangkannya perang sabil, di Surakarta oleh Kiai Mojo, di Kedu oleh Kiai Hasan Besari, dan di daerah-daerah lain maka pada pertempuran-pertempuran tahun 1825–1826 pasukan Belanda banyak terpukul dan terdesak.

Melihat kenyatan ini, kemudian Belanda menggunakan usaha dan tipu daya untuk mematahkan perlawanan, antara lain sebagai berikut.

a.Siasat benteng stelsel, yang dilakukan oleh Jenderal de Kock mulai tahun 1827.

b.Siasat bujukan agar perlawanan menjadi reda.

c.Siasat pemberian hadiah sebesar 20.000,- ringgit kepada siapa saja yang dapat menang-

kap Pangeran Diponegoro.

d.Siasat tipu muslihat, yaitu ajakan berunding dengan Pangeran Diponegoro dan akhirnya ditangkap.

Dengan berbagai tipu daya, akhirnya satu per satu pemimpin perlawanan tertangkap dan menyerah, antara lain Pangeran Suryamataram dan Ario Prangwadono (tertangkap 19 Januari 1827), Pangeran Serang, dan Notoprodjo (menyerah 21 Juni 1827, Pangeran Mangkubumi (menyerah 27 September 1829), dan Alibasah Sentot Prawirodirdjo (menyerah tanggal 24 Oktober 1829). Kesemuanya itu merupakan pukulan yang berat bagi Pangeran Diponegoro.

Melihat situasi yang demikian, pihak Belanda ingin menyelesaikan perang secara cepat. Jenderal de Kock melakukan tipu muslihat dengan mengajak berunding Pangeran Diponegoro. De Kock berjanji apabila perundingan gagal maka Diponegoro diperbolehkan kembali ke pertahanan. Atas dasar janji tersebut, Diponegoro mau berunding di rumah Residen Kedu, Magelang pada tanggal 28 Maret 1830. Namun, De Kock ingkar janji sehingga Pangeran Diponegoro ditangkap ketika perundingan mengalami kegagalan. Pangeran Diponegoro kemudian di bawa ke Batavia, dipindahkan ke Menado, dan pada tahun 1834 dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya pada tanggal 8 Januari 1855.

4Perlawanan di Kalimantan Selatan (1859–1905)

Di Kalimantan Selatan, Belanda telah lama melakukan campur tangan dalam urusan Istana Banjar. Puncak kebencian terhadap Belanda dan akhirnya meletus menjadi perlawanan, ketika terjadi kericuan pergantian takhta Kerajaan Banjar setelah wafatnya Sultan Adam tahun 1857. Dalam hal ini Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai Sultan Banjar.

Rakyat tidak mau menerima sebab Pangeran Hidayat yang lebih berhak dan lebih disenangi rakyat. Pertempuran rakyat Banjar melawan Belanda berkobar pada tahun 1859 di bawah pimpinan Pangeran Antasari. Dalam pertempuran ini Pangeran Hidayat berada di pihak rakyat. Tokoh-tokoh lain dalam pertempuran ini, antara lain Kiai Demang Leman, Haji Nasrun, Haji Buyasin, Tumenggung Suropati, dan Kiai Langlang. Pasukan Antasari menyerbu pos-pos Belanda yang ada di Martapura dan Pangron pada akhir April 1859. Di bawah pimpinan Kiai Demang Leman dan Haji Buyasin pada bulan Agustus 1859 pasukan Banjar berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio. Ketika pertempuran sedang berlangsung, Belanda memecat Pangeran Hidayat sebagai mangkubumi karena menolak untuk menghentikan perlawanan.

Pada tanggal 11 Juni 1860 jabatan sultan kosong (karena Sultan Tamjidillah diturunkan dari takhtanya oleh pihak Belanda, Andresen) dan jabatan mang-kubumi dihapuskan. Dengan demikian, Kerajaan Banjar dihapuskan dan dimasukkan dalam wilayah kekuasaan Belanda. Pertempuran terus meluas ke berbagai daerah, seperti Tanah Laut, Barito, Hulu Sungai Kapuas, dan Kahayan. Dalam menghadapi serangan-serangan ini, Belanda mengalami kesulitan, namun setelah mendapatkan bantuan dari luar akhirnya Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat. Pada tanggal 3 Februari 1862, Pangeran Hidayat tertangkap dan dibuang ke Jawa. Pangeran Antasari yang pada tanggal 14 Maret 1862 diangkat oleh rakyat sebagai pemimpin tertinggi agama Islam dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifahtul Mukminin gugur dalam pertempuran di Hulu Teweh pada tanggal 11 Oktober 1862. Sepeninggal Pangeran Antasari, perjuangan rakyat Banjar dilanjutkan oleh teman-teman seperjuangan. Perlawanan rakyat benar-benar dapat dikatakan padam setelah gugurnya Gusti Matseman tahun 1905.

MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH

INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS

1. MASA KEKUASAAN VOC

Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin mendapatkan rempah-rempah. Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco daGama (1498) berkebangsaan Portugis berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnyatiba di Kalkuta, India. Kemudian mereka membangun kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara. Pada tahun 1512, Portugis masuk ke Maluku sedangkan Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk mencari rempah-rempah.

Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman berlabuh di Banten. Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk diperdagangkan di Eropa. Namun, karena kekerasan dan kurang menghormati rakyat maka diusir dari Banten. Kemudian pada tahun 1598, pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di bawah Van Verre dengan delapan kapal dipimpin Van Neck, Jacob van Heemkerck datang di Banten dan diterima Sultan Banten

Abdulmufakir dengan baik. Sejak saat itulah ada hubungan perdagangan dengan pihak

Belanda sehingga berkembang pesat perdagangan Belanda di Indonesia.

Namun, tujuan dagang tersebut kemudian berubah. Belanda ingin berkuasa sebagai penjajah yang kejam dan sewenang-wenang, melakukan monopoli perdagangan, imperialisme ekonomi, dan perluasan kekuasaan.

Setelah bangsa Belanda berhasil menanamkan kekuasaan perdagangan dan ekonomi di Indonesia maka pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan hak istimewa dari Raja Belanda. Alasan pendirian VOC adalah adanya persaingan di antara pedagang Belandasendiri, adanya ancaman dari komisi dagang lain, seperti (EIC) Inggris, dan dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Untuk mendapatkan keleluasaan usaha di Indonesia, VOC memiliki hak oktroi, yaitu hak istimewa.

Di samping itu, VOC juga melakukan pelayaran Hongi, yakni misi pelayaran Belanda yang ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil tindakan terhadap para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan perdagangan Belanda. Usaha VOC semakin berkembang pesat (1623) dan berhasil menguasai rempah-

rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon Massacre. Selanjutnya tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu menggunakan Batigslot Politiek (politik mencari untung, 1602 – 1799) dengan memegang monopoli Belanda di Indonesia. Selain itu, VOC menjalankan politik devide et impera, yakni sistem pemecah belah di antara rakyat Indonesia.

Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran, bahkan

VOC runtuh pada tanggal 31 Desember 1799. Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut.

a. Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari bumi

Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur terkirim ke

Negeri Belanda. VOC tidak kuat lagi membiayai perang-perang tersebut.

b.Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung

jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat.

c.Terjadinya jual beli jabatan.

d.Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir.

e.Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC

harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, utang VOC semakin besar.

f.Pada akhir abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa

lainnya (Inggris, Prancis, Jerman) yang dengan leluasa berdagang di Nusantara

sehingga monopoli VOC hancur.

Keberadaan VOC sudah tidak dapat dipertahankan lagi sehingga harta milik dan

utang-utangnya diambil alih oleh pemerintah negeri Belanda. Pemerintah kemudian membentuk Komisi Nederburg untuk mengurusinya, termasuk mengurusi wilayah VOC di Indonesia (1800 – 1907).

2. MASA KEKUASAAN BELANDA (PRANCIS)

Tahun 1807 – 1811, Indonesia dikuasai oleh Republik Bataaf bentukan Napoleon Bonaparte, penguasa di Prancis (Belanda menjadi jajahan Prancis). Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Napoleon menjadi wali negeri Belanda dan negeri Belanda diganti namanya menjadi Konikrijk Holland. Untuk mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di Indonesia (1808 – 1811). Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan.

Untuk memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta. Akibatnya, tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia, Bogor, Indramayu, Pamanukan, Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi rumah itu tetap ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. Tindakan dan kekejaman Daendels tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram memusuhinya.

Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya pembaharuan tersebut, Daendels kembali menjual tanah negara beserta isinya kepada swasta, sehingga timbullah system tuan tanah di Jawa yang bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan Probolinggo. Kekejaman Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil pulang karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia diperintah oleh Jansens.

3. MASA KEKUASAAN INGGRIS

Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal Inggris untuk Indonesia. Oleh karena itu, beralihlah Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Inggris.

Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah

a. membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan,

b. para bupati dijadikan pegawai negeri,

c. melaksanakan perdagangan bebas,

d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual tanah kepada swasta,

e. menghapuskan perbudakan, dan

f. kekuasaan para raja dikurangi. Di Yogyakarta, Pangeran Notokusumo diangkat sebagai Paku Alam (1813). Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I.

Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh

Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah

koloninya, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816, Raffles meninggalkan

Indonesia dan Belanda kembali berkuasa di Indonesia.

4. MASA KEKUASAAN PEMERINTAH BELANDA

Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia, yaitu Van den Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, seperti tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam

hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa. Adapun hal-hal yang mendorong Van den Bosch melaksanakan tanam paksa, antara lain, Belanda membutuhkan banyak dana untuk membiayai peperangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia. Akibatnya, kas negara Belanda kosong. Sementara itu, di Eropa terjadi perang Belanda melawan Belgia (1830 – 1839) yang juga menelan banyak biaya.

Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar utang utang negara.

Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat Bentuk penyelewengan tersebut misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi) kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda.

Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat,sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak. Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar.

Praktik tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus

membayar utang-utang akibat banyak perang. Akhirnya, tanam paksa dihapuskan, diawali dengan dikeluarkannya undang-undang (Regrering Reglement) pada tahun 1854

tentang penghapusan perbudakan. Tanam paksa benar-benar dihapuskan pada tahun 1917. Sebagai bukti, kewajiban tanam kopi di Priangan, Manado, Tapanuli, dan Sumatra Barat dihapuskan.

Setelah tanam paksa dihapuskan, pemerintah Belanda melaksanakan politik kolonial liberal di Indonesia dengan memberikan kebebasan pada pengusaha swasta untuk menanamkan modal di Indonesia. Namun, pelaksanaannya tetap menyengsarakan rakyat karena kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan kolonial Belanda. Belanda tetap melaksanakan cara-cara menguasai bangsa Indonesia dengan perjanjian, perang, dan pemecah belah.

Pelaksanaan politik kolonial liberal ternyata banyak mendatangkan penderitaan bagi rakyat terutama buruh sebab upah yang mereka terima tidak seperti yang tertera dalam kontrak. Akibatnya, banyak buruh yang melarikan diri, terutama dari Deli, Sumatra Utara. Dari kenyataan di atas jelas Belanda tetap masih melaksanakan usaha menindas bangsa Indonesia.

About this blog

My Blog List

Total pengunjung

kursot berbintang

jam

marquuee

wiwid wulandari

ShoutMix chat widget

ShoutMix chat widget

cbox

google translet

jadwal sholat

Category

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

About Me

Foto Saya
wiwid_woeLaendariye
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Blog Archive